LSPRisme #2


artikel ini dibuat oleh saya dan rekan saya sesama anggota News Division--Sally dan Nadia--untuk di muat di tabloid campus "LSPRisme" edisi November 2007.

Dunia Masih Butuh Superhero!!!
Tentu saja, disaat seperti ini Tanpa disadari, bumi kita semakin lama semakin gersang, semakin kotor, dan semakin tidak nyaman untuk ditinggali lagi. Kebakaran hutan, penebangan hutan secara liar, banjir, tingkat kemiskinan kian bertambah, dan masih banyak hal lainnya yang membuat kita merasa bumi ini tidaklah indah lagi. Apakah dunia butuh superhero untuk mengatasi semua masalah tersebut?kita pasti merindukan sosok superhero yang bisa menyelesaikan semua masalah, laaknya yang sering di tampilkan di film dan komik-komik.
Tapi, superhero yang seperti apa yang dibutuhkan dunia ini? Yang bisa terbangkah? Atau yang bisa melihat tembus pandang? Tidak, berdasarkan survey mahasiswa LSPR mengatakan bukan superhero seperti itu yang dibutuhkan dunia ini. Masalah-masalah seperti krisis sosial, pemanasan global dan kemiskinan adalah masalah yang cukup serius saat ini. Dunia membutuhkan superhero untuk mengatasi masalah ini.
Terlebih Indonesia, yang tingkat korupsinya sudah tercatat masuk peringkat top ten di dunia, membutuhkan superhero yang siap memberantas koruptor-koruptor tersebut. Kemiskinan merajalela dan mendrong terjadinya kejahatan dimana-mana, sehingga membuat Indonesia menjadi negara yang tidak aman. Superhero juga harus mampu mengatasi ancaman bencana alam yang belakangan melanda Indonesia seperti banjir, gunung meletus, tsunami, gempa, juga luapan lumpur panas di Sidoardjo, Jawa Timur. Pertanyaan yang timbul adalah, apakah ada superhero yang sanggup menyelamatkan Indonesia?

Untuk menyelesaikan semua masalah itu tentu saja tidak akan ada superhero yang tiba-tiba muncul dari langit dengan segala kehebatannya untuk memakmurkan Indonesia, tapi Kita-lah yang harus menjadi superhero untuk bumi kita sendiri, untuk masa depan yang lebih terjamin dan lebih makmur. Menjadi superhero bisa dimulai dari hal-hal kecil di sekitar kita. Seperti membuang sampah pada tempatnya yang bisa menghindarkan kita dari banjir yang sering terjadi di Jakarta, khususnya musim hujan sekarang ini. Jadi mari buka mata lebar-lebar dan selamatkan bumi ini, karena bumi ini membutuhkan superheroes. The Earth needs us! (Amanda,Sally,Nadia)

LSPRisme #1

artikel ini dibuat oleh saya dan rekan saya Sally untuk dimuat di tabloid campus "LSPRisme" edisi April 2008, saat saya masih tergabung dalam News Club.

Prambors Campus Sound

LSPR Radio Club kembali menorehkan sejarah baru. Hari Selasa tanggal 11 Maret, kampus tercinta LSPR mendapatkan kehormatan karena tim Prambors Radio siaran di kampus B LSPR dalam acara Prambors Playlist. Bukan hanya itu saja sejarah yang ditorehkan oleh LSPR Radio Club. Sebagai bentuk kerja sama lanjutan antara Prambors Radio dan LSPR Radio Club, selama empat kali dalam dua minggu, pada hari Sabtu dan Minggu, tim LSPR Radio Club berkesempatan untuk siaran di Prambors dalam acara Prambors Campusound, The Real Campus Life, yang di dengar oleh kaula muda Prambors se-Jakarta.

Prambors Campusound adalah bentuk feedback dari beberapa kampus yang bekerjasama dengan Prambors dalam acara Prambors Playlist. Dari beberapa kampus yang bekerjasama dengan Prambors, LSPR Radio Club patut berbangga karena mendapat kesempatan perdana untuk mengisi acara Campusound pada tanggal 15-16 dan 22-23 Maret. Sebanyak 7 orang dari tim LSPR Radio Club diturunkan untuk mengisi acara Campusound ini, terdiri dari dua announcer dan lima produser yang menyiapkan materi selama dua jam on-air. Para produsernya terdiri dari Fahri (11-17A), Icha (11-14C), Tasya (11-24C), Felix (11-9A), dan Winnie yang juga menjabat sebagai vice-president LSPR Radio Club , sedangkan announcer yang dipercayai untuk siaran di Prambors adalah Kiki (MC 9-5B) sang ketua LSPR Radio Club, dan Shesa (MC 9-7B) yang juga menjabat sebagai PR LSPR Radio Club.

“Deg-degan banget!” seru Kiki dan Shesa kompak sewaktu ditanya bagaimana perasaannya ketika diberi kesempatan untuk siaran perdana. Didengar seluruh kaula muda Prambors memang merupakan pengalaman berharga bagi keduanya. Shesa mengaku, bahwa kesempatan seperti ini bisa menambah eksistensi diri dan menjadi pengalaman tambahan untuk ditulis dalam CV-nya nanti. Sedangkan untuk Kiki, pengalaman seperti ini bukan yang pertama kalinya, karena ia sempat magang selama 7 bulan di Prambors sebelum akhirnya berhenti dan lebih focus pada kuliahnya. Meskipun demikian, Kiki dan Shesa tetap merasa kurang puas dengan hasil siaran pertama mereka, Sabtu (15/3/08) itu. Keduanya masih belum bisa menguasai kegugupannya, namun mereka berdua sepakat akan berusaha lebih baik kedepannya.

Topik yang diangkat pada hari Sabtu (15/3/08) adalah tentang suku-suku atau ras di Indonesia yang bervariasi dengan cirri khas-nya masing-masing, dan pada hari Minggu (16/3/08) adalah tentang betapa uang sekecil apapun tetap berharga. Sedangkan untuk minggu depannya, yaitu hari Sabtu (22/3/08) membahas tentang ibukota Indonesia, dan Minggu (23/3/08) membahas tentang jenis-jenis phobia. Acara Campusound yang disiarkan pada pukul 11.00-13.00 tersebut mengajak para pendengarnya berinteraksi dan menyampaikan pendapatnya melalui SMS. Selain mengangkat topik yang sudah disiapkan produser, para announcer dari LSPR Radio Club juga mengangkat sebuah segmen unik, yaitu Kamus Berjalan, dimana kaula muda yang menemukan kesulitan mengartikan kata yang rumit untuk dimengerti, bisa mengirim SMS dan sang announcer beserta bantuan para produser akan mencarikan artinya. Interesting and very creative! Well done LSPR Radio club!(Amanda, Sally)

Spain's most popular culture

tugas ini di buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Intercultural Communication pada semester 6.

Bull fighting in Spain
Bull fighting is very closely associated with Spain and can trace its origins back to 711 A.D. This is when the first bullfight took place in celebration for the crowning of King Alfonso VIII. It is very popular in Spain with several thousand Spaniards flocking to their local bull-ring each week. It is said that the total number of people watching bullfights in Spain reaches one million every year.

Bullfighting was originally a sport for the aristocracy and took place on horseback. King Felipe V took exception to the sport however and banned the aristocracy from taking part, believing it to be a bad example to the public. After the ban commoners accepted the sport as their own and, since they could not afford horses, developed the practice of dodging the bulls on foot, unarmed. This transformation occurred around 1724.

So what happens during a bullfight?:
Firstly the bull is let into the ring. Then, the top bullfighter called the Matador, watches his chief assistant wave a bright yellow and magenta cape in front of the bull to make it charge. He watches this in order to determine the bull's qualities and mood, before taking over himself.

Then a trumpet is sounded and several fighters called Picadores weaken the bull by placing spears into it. This takes around 10 minutes.

Another trumpet is sounded and the Matador now removes his black winged hat and dedicates the death of the bull to the president or the crowd before beginning his faena.

The faena which is the most beautiful and skillful section of the fight and where the matador must prove his courage and artistry. The faena consists of a running at the Matador carrying a muleta. This is a piece of thick crimson cloth draped over a short stick, which can be held in either the left hand or draped over the espada, the killing sword, which is always held in the right hand. Usually the muleta, in left or right hand, is first held in front of the matador to make the bull charge and is then swung across and away from the matador's body hopefully taking the bull with it.

This is a show, basically a dance with death - one wrong move and the Matador could become impaled on the horns of the bull. It is the Matador's job to make this dance dramatic and enjoyable for the audience.

The faena continues until the Matador has demonstrated his superiority over the bull. Once this is achieved the bull is ready to be killed.

The matador stands some ten feet from the bull, keeping the bull fixated on the muleta and aims the espada between the shoulder blades. The matador attacks pushing the espada over the horns and deep between the shoulder blades. If the sword goes in to the hilt it is an estocada but if it hits bone it is a pinchazo or media-estocada. An estocada usually results in the bull dropping immediately to its knees and dying, but if the bull fails to die the matador may take the descabello (a sword with a short cross piece at the end) which he stabs into the bull's neck severing the spinal cord. The fight is over.

The matador may be awarded trophies by the president, according to his skill in working with the bull, which can be one or two ears from the bull, the tail and the hoof. The crowd will often encourage the president to award the trophies by waving white hankerchiefs, and this waving continues after the trophies have been awarded in an attempt to get the matador to throw his trophies into the crowd. The crowd in return hurls flowers which are collected by the matador's assistants.


SEMINAR WOMEN TRAFFICKING

1). Manfaat

Kita lebih di ajarkan untuk dapat melihat atau memandang sebelah mata terhadap orang-orang korban women trafficking. Karena seperti yang kita ketahui ternyata banyak dari anak- anak usia remaja yang ditipu oleh para calo yang sudah mencari korbanya di daerah perkampungan dengan di iming-imingi gaji yang besar.

Kemudian kita juga diajarkan agar berhati-hati terhadap penipuan yang dapat menimpa semua wanita bahkan bayi di usia dini. Dikarenakan women trafficking terjadi dengan orang-orang yang kita kenal.

2). Informasi Penting

Seminar Women Trafficking diadakan pada tanggal 23 Juni 2009, bertempat di Prof. Djajusman Auditorium and Performance Hall – Kampus B STIKOM LSPR. Seminar ini dipandu oleh Dea Pranatania (penyiar Mustang FM) sebagai moderator. Selain itu, dihadiri juga oleh Nia Dinata (sutradara), Mariana Amirudin (Excecutive Director from Journal Perempuan), dan Rika Anggraeni (dari Body Shop) sebagai narasumber.

Sesi pertama diawali dengan pemutaran film ‘perempuan punya cerita’ karya Nia Dinata, diangkat dari kisah yang sering terjadi di indonesia. Anak perempuan bernama Maesaroh yang menjadi korban penjualan perempuan ke agen ilegal bernama Mansur. Keluarga Maesaroh berasal dari keluarga kecil. Ia tinggal bersama ibu dan tantenya. Tantenya bekerja sebagai penyanyi di sebuah klub malam.

Suatu hari ketika Maesaroh dan tantenya sedang berbelanja, mereka bertemu dengan Mansur, dan tantenya Maesaoh yang mengenal Mansur sebagai agen meminta Mansur untuk mencarikannya pekerjaan di Jakarta. Namun Mansur malah menawarkan pekerjaan kepada Maesaroh yang masih duduk di bangku SMP. Karena diiming-imingi gaji yang lumayan, Tantenya Maesaroh membujuk dan menghasut Maesaroh agar menerima kerjaan dari Mansur.

Sebenarnya ibunya Maesaroh tidak mengizinkan anaknya untuk bekerja, namun karena hasutan tantenya, Maesaroh memutuskan untuk pergi berdua dengan tantenya ke tempat Mansur, untuk kemudian dibawa pergi oleh Mansur. Ternyata Mansur tidak memberi mereka pekerjaan, namun malah menjual Maesaroh ke kota besar.

Pada kenyataannya, kejadian seperti ini benar-benar sering terjadi di Indonesia. Biasanya korban berasal dari kampung kecil. Rata – rata anak perempuan di kampung hanya lulusan SD dan tidak punya kemampuan khusus, sehingga tidak ada pilihan yang lebih menggiurkan ketika ada tawaran untuk kerja ke kota besar. Mereka akan terjebak dan menjadi korban penjualan wanita oleh agen-agen yang tidak bertanggung jawab. Daerah tujuan penjualannya adalah ke tempat – tempat yang banyak expatriatnya, seperti Batam, Jakarta dan Bali.

Praktek penjualan wanita ini sudah marak terjadi di Indonesia. Harga yang dipatok untuk setiap wanita beragam. Contohnya, perawan berumur 19 tahun dijual hanya 1 juta rupiah.

Saat sesi tanya jawab, ada tiga peserta seminar yang mengajukan pertanyaan, salah satunya ialah Putri dari kelas MC 11-10 B. Putri bertanya tentang dimana peran polri dalam pembebasan korban trafficking? Kemudian Mariana menjelaskan bahwa pada tahun 2003 belum ada undang – undang mengenai trafficking . Tetapi sekarang sudah ada undang – undang yang bisa memudahkan pembebasan korban.

Selanjutnya Winda dari PR 11 bertanya mengenai ada atau tidak adanya penelitian tentang orang – orang luar yang melakukan kekerasan kepada korban trafficking? Dan Mariana menjelaskan bahwa kebanyakan karena tkw Indonesia tidak dibekali skill yang memadai, sehingga majikannya sering marah karena mendapat pekerja yang tidak punya skill padahal mereka telah membayar sejumlah uang.

Pada sesi selanjutnya, terdapat 13 nominasi untuk kompetisi TV Commercial. Selain itu juga terdapat 10 nominasi untuk nominasi Public Service Advertising.

3). Kritik dan Saran

Sejauh ini talk show tentang woman trafficking ini sangat menarik dan jalannya acara pun saat baik dari mulai diawal sampai diakhir acara. Karena ada perputaran video dan iklan anti women not for sale.

Penyuluhan atau seminar seperti ini seharusnya dilakukan sesering mungkin. Agar para perempuan lebih berhati-hati dalam menerima tawaran pekerjaan dari orang yang belum dikenal dekat.

Selain itu, peran pemerintah juga sangat besar dalam menanggulangi masalah ini. Pemerintah seharusnya dapat memberantas apa lagi menyelesaikan permasalahan ini agar wanita Indonesia bisa lebih dihargai dimata luar negeri.

analisis sistem politik

tugas ini di buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Indonesian Political System pada semester 5.

Rancangan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2008 Tentang Pornografi

Analisis

Input sebuah system politik adalah bahan informasi mentah yang akan diproses dalam system politik yang bersumber dari lingkungan system politik. Input terdiri dari tuntutan atau demand dan dukungan atau support.

Berawal dari masyarakat yang merasa kehidupan dan tatanan sosial masyarakat Indonesia terancam dengan arus globalisasi yang berkembang luas tanpa ada filter dan mensosialisasikan budaya porno yang tidak sesuai dengan norma di negara yang didasarkann atas Pancasila, maka masyarakat menuntut sebuah perubahan demi kebaikan. Selain itu, masyarakat juga mendukung perubahan ke arah kebaikan dengan menyalurkan dukungan lewat partai politik dan LSM yang bisa menampung aspirasi masyarakat.

Kemudian dalam proses konversi, pemerintah mengolah dan memproses input untuk kemudian menjadi output.

Output merupakan hasil yang bersumber dari proses sistem politik sebagai produk yang mengikat. Output terdiri dari keputusan atau decision dan kebijakan atau policies.

Berdasarkan tuntutan dan dukungan dari masyarakat maka pemerintah memutuskan untuk mentapkan undang-undang tentang pornografi. Kebijakan adalah rangaian keputusan, dalam hal ini bentuk nyatanya berupa rancangann Undang-undang no.44 tahun 2008 tentang pornografi. Tujuan dibuatnya UU pornografi ini ialah sebagai berikut.

a. mewujudkan dan memelihara tatanan kehidupan masyarakat yang beretika, berkepribadian luhur, menjunjung tinggi nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, serta menghormati harkat dan martabat kemanusiaan;

b. menghormati, melindungi, dan melestarikan nilai seni dan budaya, adat istiadat, dan ritual keagamaan masyarakat Indonesia yang majemuk;

c. memberikan pembinaan dan pendidikan terhadap moral dan akhlak masyarakat;

d. memberikan kepastian hukum dan perlindungan bagi warga negara dari pornografi, terutama bagi anak dan perempuan; dan

e. mencegah berkembangnya pornografi dan komersialisasi seks di masyarakat.

Edufashion project

"Edufashion" adalah final project mata kuliah TV Production pada semester 4, berupa sebuah program TV yang berdurasi 30 menit. pada project ini saya bertugas sebagai scriptwriter dan switcher.


Script EDUFASHION

OBB - VT 1

Scene 1 opening – studio

Intro to program

[cam 2, Gegen at left Tri at right]

Gegen : “Hallo, halooooo semuaaaaaaaaaa…”

Tri : “Selamet soreeeeeeee…”

Gegen : “Selamet sore nih buat semua penonton di rumah. Bersama saya Siti Gegen dan teman saya,”

Tri : ”Tri Wicaksono. Selamat datang di acara—”

Both : ”EDUFASHION”

[cam 3]

Gegen : ”Hmm..EDUFASHION itu kan pogram baru,Tri.. acaranya tentang apa sih?”

[cam 1]

Tri : ”Acara dimana anak-anak muda modern di uji pengetahuan umumnya. Kira-kira, anak-anak gaul ibukota bisa nggak ya tetep eksis di era modern ini, baik di segi gaya hidupnya maupun pengetahuannya?”

[cam 3]

Gegen : ”Ohh..jadi, mulai saat ini kamu-kamu yang ngerasa pede dengan penampilan dan gaya hidup kamu, hmmm... jangan buru-buru seneng dulu. Kita mau coba tes sejauh mana sh kamu bisa menyeimbangkan antara gaya hidup dengan prestasi akademik. Soalnya kan, sekarang ini banyak banget anak muda yang lebih concern ke gaya hidup mereka, tapi pengetahuann mereka nol, bener kan Tri?”

[cam 1]

Tri : ”Bener banget Gen. Eksis di pergaualan, sah-sah aja. Tapi jangan lupain juga dong pengetahuan kalian. Ilmu pengetahuan itu kan penting banget, you will never too old too learn something. Makanya, sebagai generasi penerus bangsa, kita harus lebih peduli sama pendidikan. Yang penting, tingkatin terus pendidikan, sambil mengikuti perkembangan zaman.”

[cam 3]

Gegen : ”Jadi, di episode pertama ini nih, kita bakal jalan – jalan ke tiga tempat, mencari mangsa.. hehehe. Siap siap kita tangkep ya guyss..”

[cam 1]

Tri : ”Dua tempat pertama pastinya tempat nongkrong anak gaul.. dan tempat terakhir, kita bakal datengin salah satu kampus di Jakarta. Dan nanti di akhir acara, kita bakal ngasih penghargaan buat yang paling stylish, gaul, and paling ok pengatahuannya!”

LEAD 1

[cam 2]

Gegen : ”Hmm..jadi penasaran pengen cepet – cepet liat.”

Tri : ”Oke, kalo gitu langsung aja yah..yang dirumah udah pada penasaran tuh gen..”

Gegen : ”Yuk.. sekarang langsung aja kita jalan ke Comic Cafe Tebet”

Tri : ”Wah..gue tau tuh Gen, tempatnya asik banget. Apalagi cewe – cewenya.. hahaha..”

Gegen : ”Yuk mariii”

-CUT-

VT 2

Introduction to Kemang

Gegen : “Nah..kita udah sampe ni di Kemang.di sini, banyak banget tempat tongkrongan anak gaul. Apalagi hari-hari weekend gini nih, tuh kan anak nongrong pada keluar semua. Tapi enaknya kita kemana yah?”

Tri : ”Gini Gen, kita kan lagi ada di sekitar kemang food festival nih. Nah, di belakang kita ini,ada tempat tongkrongan yang..hmmm.,masih lumayan baru sih. Tapi buat yang anak – anak gaul pasti udah tau dong.hehe. namanya La code vin. Disini banyak cafe – cafe dan ada distro juga.

Gegen : ”Oke,untuk episode kali ini gimana kalo kita masuk ke ohlala cafe? pasti banyak tuh yang lagi santai – santai di dalem..”

Tri : ”sip..langsung aja kita masuk yuk..”

(Inside ohlala cafe)

Gegen : ”Nah, Guys, sekarang kita udah masuk ke Ohlala cafe. Tuh liat kan banyak banget anak-anak yang nongkrong di tempat ini. Keren – keren ya Tri?

Tri : ”iya banget. Cewek-ceweknya Gen, sedep dipandang ya? Hehehe..”

Gegen : “dasar loe… sebelum loe milih cewek, mending kia tes dulu pengetahuannya Tri.”

Tri : ”Oh ia, bener Gen.”

Gegen : ”nah, sekarang kita cari dulu anak gaul yang stylish, supaya kita bisa kita uji. Yuk langsung aja kita cari...”

Q&A Sesi 1

Bumper Out

Comm Break

Bumper In

Scene 2

Opening by host - studio

[cam 2]

Tri : “Guys.. balik lagi nih di EDUFASHION..bareng gw, Tri dan cewe satu ini…Gegen!!”

[cam 3]

Gegen : ”Eh Tri,tadi kan kita udah jalan – jalan ke kemang.. gimana menurut lo?”

[cam 1]

Tri : ”Seru dong,Gen.. ada yang bingung.. ada juga yang bengong”

[cam 2]

Gegen : ”tapi gaya mereka keren – keren ya!”

Tri : ”yup.. cuma..keren aja ga cukup kan,Gen!”

Gegen : ”bener banget.. jadi sekarang gimana kalo kita jalan – jalan lagi?”

Tri : ”oke..Masih penasaran kan pengen ngeliatin reaksi orang – orang lain?”

Gegen : ”Gimanaaa ya kira-kira mangsa selanjutnya?”

Lead 2

[still cam 2]

Gegen : ” Nah, sekarang kita kemana Tri?”

Tri : ”kita sergap anak – anak kampus yuk..”

Gegen : ”oke tri,,kalo gitu sekarang kita langsung aja caw.... ”

Tri : ”sabar.. sabar.. sebelumnya kita liat aja dulu anak – anak yang di Tebet.”

Gegen : ”jadi ke Tebet dulu nih? Asiikk... b’rangkat yuuu”

-CUT-

VT 3

COMIC CAFE

Tri : ”Oke.. setelah dari Kemang.. kita sekarang ada di Tebet nih, sebenernya daerah Tebet tuh kurang lebih aja sih sama Kemang. Disini banyak cafe – cafe, distro juga banyak. Di sepanjang jalan ini nih, berjejer distro, Gen.”

Gegen : ”Jadi pengen shopping gw,Tri. Ntar temenin yah? Hehe.. pantes banyak anak muda nongkrong disini. Tempatnya asik banget. Apalagi weekeend, pasti seru banget ya? ”

Tri : ”Enaknya lagi Gen, lo ga perlu muter – muter pake mobil. Kalo mau, lo parkirin aja mobil di deket – deket sini. Trus puas – puasin deh jalan kaki sambil liat – liat di sepanjang jalan sini.”

Gegen : ”Wah asik banget. Pokoknya ntar lo harus Temenin gw Tri!”

Tri : ”Iyee..tapi kerja dulu..kerjaaa!!”

Gegen : ”Hehe, iya. Kalo gitu langsung aja yuk cari orang – orang yang fashionable..dimana ya Tri?”

Tri : ”Di Comic Cafe aja,Gen. pasti gaul - gaul tuh.hehe”

Gegen : “Sipp… b’rangkaaat..!!”

(Inside comic café)

Tri : “Sstt.. guys.. kita udah di dalem comic café nih”

Gegen : “Tuh banyak banget anak-anak muda yang fashionable. Tri? Tri?” (Tri bengong melihat ke satu arah)

Tri : ”Sssst... ada yang pacaran tuh Gen, liat deh.”

Gegen : ”Aaaaaaaaah mupeng loe! Udah ah, ayo sekarang kita langsung cari yang paling stylish.”

Q&A Session 2

Introducing LSPR

Tri : ”Hai, hai... sekarang kita lagi ada di salah satu kampus di Jakarta!!!”

Gegen : ”Anak – anak kampus jaman sekarang.. keren – keren ya? Jadi minder”

Tri : ”Kan biar makin enak dipandang,Gen. Tambah semangat juga jadinya buat belajar!”

Gegen : ”Kita tes aja dulu, otaknya sekeren gayanya apa nggak yaa?”

Tri : ”Gen, tapi kita belom ngejelasin nih ama penonton, ini kita dikampus mana sih??”

Gegen : ”Aduh Tri.. lo nggak tau ini dimana? ”

Tri : ”Emang ini kampus apa, Gen?”

Gegen : ”Ini London School,Triii... ini kampusnya anak – anak komunikasi loh”

Tri : ” Ohh..” (pergi meninggalkan Gegen menuju cewe – cewe)

Gegen : ”Lah..lah.. triii... dasar! Kalo liat cewe aja, gue dicuekin!”

Q&A session 3

Bumper out

Comm. Break

Bumper in

Scene 3

Opening and summary by host - studio

[cam 2]

Gegen : “Guyss.. balik lagi bareng kita berdua.. Gegen dan si jangkung..”

Tri : ”Triiii. Eh Gen, jadi gimana pengalaman lo seharian ini?”

Gegen : ”Asik..tapi cape juga ya?”

[cam 1]

Tri : ”Cape sih, tapi seru banget kaaaan... td kita udh ketemu orang-orang yang stylish dimana-mana. Terus kita uji juga seberapa dalem sih pengetahuannya? Hasilnya, yaaaaaaaah ada yang terbukti cuma bisa gaya doang, tapi ada juga yang pinter bener.”

[cam 3]

Gegen : ”iya Tri. Sekarang kebukti kan kalo nyeimbangin pendidikan dengan gaya itu juga penting banget, daripada keliatan gaya doang tapi otaknya kosong? Hehehe... nah Tri, coba kita bahas, menurut lo tempat paling asik and paling banyak di datengin anak nongkrong itu dimana?”

[cam 2]

Tri : ”hmmm, di kemang mungkin ya?”

Gegen : ”kalo gitu, tempat yang paling stylish anak-anaknya dimana?”

[cam 1]

Tri : ”oh itu sih pasti London School Gen. secara cewek-ceweknya pada keren-keren semua.”

[cam 3]

Gegen : ”setuju, setuju. Tapi Tri, kalo buat gue sh tempat yang paling asik buat belanja itu di Tebet!”

[cam 1]

Tri : ”yeee nih anak malah mikirin belanja mulu. Gen, dari semua anak yang berhasil kita jaring, kita harus milih nih siapa yang jd pemenang episode hari ini.”

[cam 2]

Gegen : ”oh iya. Pemenangnya diliat dari gayanya yang paling stylish, dan juga dari pengetahuannya. Klu gayanya keren trus dia bisa jawab semua pertanyaan-pertanyaaan dari kita dengan benar, berarti dia anak yang Edufashion banget. Penasaran kira-kira siapa pemenangnya?”

Tri : Sebelumnya Gen, kita liat dulu kesan-kesannya para korban yang kita jarring tadi. Yuk kita liat sama-sama.”

-CUT-

VT 4 - winner and Reward

Scene 4

Closing by host - studio

[cam 2]

Both : ”horeeeeee... selamet ya buat Ivan!!”

Tri : “Ivan berhasil jd pemenang episode hari ini. Emang dia oke banget ya Gen?”

Gegen : ”iya, secara fashionable banget, dia juga bisa jwb pertanyaan kita dengan bener semua!!! Hebat, dia bener-bener anak Edufashion. Itu dia anak penerus harapan bangsa. Salut deh buat Ivan!”

[cam 1]

Tri : ”Yoi... anak muda jaman sekarang itu memang harus gitu, ngga cuma gaya yang dipentingin, tapi pengetahuan juga harus terus ditingkatkan. Anak muda kaya kita-kita ini kan calon penerus negara, jadi jangan sampai mengecewakan harapan bangsa. Nah, pemenangnya udah kita umumin kan Gen. Kayanya udah waktunya kita pamit nih.”

[cam 2]

Gegen : ”udah setengah jam ya kita mangkal disini? Wah berarti waktunya kita undur diri dulu. Saya Gegen, dan teman saya,”

Tri : ”Tri. Pamit dulu. Jangan lupa kita ketemu lagi minggu depan di hari dan jam yang sama. Akhir kata,”

Both : ”Maju terus anak muda Indonesia. Dadaaaaaaaaaaah..”

-CUT-

VT 5 - Credit